Berendam di Laguna Pantai Wediombo Gunung Kidul

Siapa bilang bulan puasa adalah waktu yang buruk untuk pergi ke tempat rekreasi seperti pantai. Justru sebaliknya, pergi ke pantai ketika bulan puasa adalah hal yang cukup menyenangkan. Itulah yang saya rasakan. Meskipun akan menguras tenaga yang lumayan, tapi kepuasan menikmati aroma air garam sungguh tidak ada duanya. Mari kita mulai cerita perjalanan saya dan teman-teman saya yang pergi ke pantai Wediombo di bulan puasa. 

Berangkat

Kami berangkat menuju Gunung Kidul siang hari setelah dhuhur. Alasannya karena di waktu tersebut rasa ngantuk sudah tidak terlalu kuat, selain itu juga kami menggunakan mobil jadi tidak terlalu khawatir akan kehilangan banyak cairan selama di perjalanan. Inilah enaknya berangkat ketika siang hari di bulan puasa, jalanan sangat lancar, no macet sehingga kami bisa lebih santai tanpa harus terburu-buru. Perjalanan yang menyenangkan adalah awal yang baik untuk membangun mood sebelum menikmati keindahan pantai.



Sampai di Tujuan

Pantai Wediombo, Gunung Kidul adalah tujuan kami dari awal. Jalannya tidak terlalu susah dan bisa dilewati kendaraan roda 4. Total 2,5 jam perjalanan dari kota Jogja untuk bisa sampai kesini. Satu hal yang sedikit menjadi masalah adalah jarak dari parkiran ke bibir pantai yang cukup jauh dan harus menuruni anak tangga yang lumayan tinggi. Tapi itu cukup terbayarkan dengan suasana pantai yang cukup asri dan lumayan sepi dibandingkan hari-hari biasanya. nice.


Sesampainya di pantai kami langsung berjalan ke sepanjang pinggiran pantai untuk menikmati angin serta mengambil beberapa foto dengan hp. Karena saat kami sampai air laut sedang surut, kami bisa melihat berbagai macam organisme seperti ikan, kerang ataupun kepiting yang bersembunyi di sela-sela batu karang. 





Laguna Wediombo

Puas mengeksplorasi sisi pantai, kami melanjutkan perjalanan ke Laguna atau kumpulan air yang tenang yang dipisahkan oleh batu karang di pinggir pantai. Sederhananya laguna itu semacam kolam renang alami air asin di pinggir pantai. Nah, di pantai Wediombo ini terdapat sebuah laguna yang tidak cukup besar namun cukup untuk bersenang-senang. Sekitar 20 menit adalah waktu yang kami butuhkan untuk sampai ke laguna, jalan yang dilewati juga cukup susah karena berupa batuan karang yang keras dan agak tajam.


Tanpa menyia-nyiakan waktu, kami langsung ganti baju dan berendam di air garam tersebut. Airnya jernih, tidak dingin, juga tidak panas, rasanya nyaman untuk berlama-lama disitu. Pada awalnya air di laguna tidak terlalu tinggi sampai akhirnya menjadi semakin tinggi karena air laut yang mulai pasang. 


Karena kami sedang puasa, maka sebisa mungkin tidak berenang sampai ke dalam karena takut ada air yang masuk ke mulut meskipun tidak sengaja. ya sebisa mungkin menghindari lah. Oh ya, di laguna tersebut kami bisa melihat organisme laut seperti ikan, keiting, kerang, bulubabi, dan banyak lagi yang lainnya. Batu dan pasir menjadi dasar dari laguna, jadi kami bisa berenang atau berendam tanpa menggunakan alas kaki. 


Waktu menunjukan pukul 16.00, tandanya kami harus segera berdiri untuk kemudian mandi air tawar dan menyiapkan buka puasa. Di pantai Wediombo sendiri ada banyak kamar mandi untuk bilas yang dikenakan tarif Rp. 2000. Selesai mandi, kami mulai mencari tempat makan untuk berbuka puasa.


Berbuka Puasa di Tepi Pantai

Saat puasa tempat makan yang buka sangat jarang, tapi beruntung kami menemukan tempat makan di tepi pantai yang buka saat itu. Sebuah tempat makan yang menyediakan sea food. Jam memang baru menunjukan pukul setengah 5 sore, namun kami memutuskan untuk order makanan supaya bisa segera berbuka ketika tiba waktu maghrib. 


Sembari menunggu waktu berbuka, kami disuguhkan dengan pemandangan sunset yang cukup indah. Pasalnya pantai Wediombo ini menghadap ke barat, jadi kami bisa melihat detik-detik matahari yang mulai turun sedikit demi sedikit. Indah banget, asli.




Waktu berbuka tiba, akhirnya kami bisa memakan makanan yang dari tadi dipandangi selain senja pantai yang hangat. segar dan nikmat. setelah capek berjalan-jalan di pantai, semua rasa haus dan lapar terbayar dengan lunas. 

Pulang

Kami pulang selepas maghriban di pantai. Keadaan pantai cukup sepi, hanya ada beberapa rombongan selain kami. Ditambah pencahayaan tepi pantai yang kurang, kami akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jogja. 

Berekreasi ke pantai saat puasa itu cukup menyenangkan, asal pergi ke tempat yang tepat dan juga dengan orang yang asik. Memang, butuh moda transportasi yang cukup nyaman agar bisa menyimpan tenaga selama di perjalanan. Tapi selain itu, semuanya sangat memuaskan secara lahir maupun batin. 

Oh ya, selama di pantai Wediombo sinyal hp kami mendadak hilang. Provider yang kami gunakan adalah Telkomsel dan XL. Satu sisi hal tersebut membuat kami merasa nyaman karena tidak terlalu fokus dengan hp, tapi dilain sisi itu menyulitkan salah satu teman saya yang harus melakukan absensi kuliah secara online saat itu.

Overall, vacation kali ini sangat menyenangkan. Membuat kesan yang membekas. Selain banyak foto-foto cantik yang kami dapatkan, perasaan jiwa yang segar adalah after taste dari main-main kali ini ke pantai Wediombo. 

Ya itung-itung healang healing t*i kucing lah.

 


Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama