Seni Menyimpan Permasalahan Hidup

skill yang muncul ketika bertambah dewasa adalah kemampuan menyimpan dan menyembunyikan masalah. "umur bertambah, teman berkurang". awalnya saya tidak percaya akan teori itu, hingga akhirnya saya mengalaminya sendiri. teori itu tidak sepenuhnya salah, meskipun juga tidak sepenuhnya benar. tapi itu terjadi. beneran. 

berkurangnya teman membuat intensi untuk curhat di medsos meningkat. hal yang wajar ketika tidak mempunyai orang untuk sekedar diajak ngobrol sehingga mencurahkan semuanya di medsos. disitulah sebenarnya skill untuk menyimpan masalah harusnya digunakan. 

dahulu saya orang yang cukup reaktif terhadap segala permasalahan pribadi yang muncul. hingga beberapa akun medsos saya dipenuhi oleh kalimat curhatan, keputusasaan serta keluhan. teman baik saya kemudian memberitau bahwa hal tersebut sebaiknya tidak saya lakukan. ternyata memang benar, seberapapun kita mengeluarkan keluhan dan masalah di ranah publik, hal tersebut tidak cukup membantu untuk meringankan (dalam kasus saya). justru beberapa orang tertarik untuk membaca keluhan kita yang pada akhirnya menjadi konsumsi mereka. beberapa orang senang melihat orang lain susah. that's the fact. 

kalaupun ingin menulis semua masalah, sekarang saya lebih memilih untuk menulis semuanya di note pribadi yang ditaruh pada sebuah folder dengan password dan keamanan rumit. itu terapi yang cukup membantu, dan juga membuat saya terbebas dari orang-orang yang senang mengkonsumsi keluhan dan permasalahan orang lain. 




jadi sebenarnya memendam masalah tidak sepenuhnya dipendam dalam fikiran. ada kalanya semuanya perlu dikeluarkan dalam bentuk tulisan, kemudian disimpan dengan sangat rapih tanpa orang lain bisa membacanya. 


Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama