PENGAWETAN TELUR IKAN



Pengawetan memerlukan zat kimia dengan persyaratan yang lebih khusus, yaitu mampu mencegah kerusakan baik yang ditimbulkan oleh bakteri maupun akibat enzim (autolysis). Karena jaringan yang menyusun tubuh organisme sebagian besar tersusun atas protein, maka  pengawetan harus mampu mengawetkan dan membuatnya tidak larut pada proses yang lebih lanjut (complete preserve). Selain itu, zat tersebut juga harus dapat bereaksi dengan cepat, sehingga mampu menghentikan semua proses enzimatik di dalam jaringan dengan segera. (Syaihailatua & Pradina,1996.)

Pengawetan telur ikan adalah suatu cara untuk mempertahankan kualitas telur. Hal ini sangat diperlukan dalam biologi perikanan, khususnya untuk pengamatan telur berdasarkan morfologi dan diameternya, selain itu penting juga untuk pengamatan fekunditas.Pengawetan dapat dilakukan terhadap ikannya secara utuh atau terhadap telurnya saja. Bahan pengawet yang dipakai untuk tujuan ini adalah larutan formalin dan larutan gilson. Larutan formalin ialah bahan pengawet yang cukup baik, dimana spesimen yang sudah diawetkan dengan larutan formalin dapat diganti dengan bahan pengawet alkohol yang dapat mengawetkan lebih lama (Effendie, 1979).

Pendinginan adalah salah satu cara pengawetan .Sebagai objek penelitian,cara pengawetan dengan cara di dinginkan jarang sekali untuk dilakukan karena selain sampel menjadi sangat keras dan berkerut,air yang berada dalam spesimen atau sampel akan mempersukit ketika akan melakukan penelitian. Namun dengan cara pendinginan ini sampel dapat mempertahankan sampel beberapa saat sampai dimasukan kedalam lautan pengawetan (Thomas, 1989).

Bahan kimia yang umum dipakai saat melakukan pengawetan adalah bahan kimia yang mampu membunuh sekaligue mengawetkan sampel .Bahan yang umum dipakai saat pengawetan ikan adalah larutan formalin 5% – 10% .Larutan formalin dipilih karena dapat diencerkan dengan air tawar maupun air laut.Di dalam larutan ini sampel dapat bertahan hingga beberapa bulan lamanya (Anderson dan Gutreuter, 1983).

Larutan Gilson merupakan larutan yang populer umtuk memisahkan telur ikan dengan lapisan gonad.Larutan ini merupakan perpaduan dari alkohol 60%,asam nitric,asam asetat glasial,merkuri kloride,dan akuades.Asam merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan oleh air akan menghasilkan larutan yang lebih kecil dari 7.Sedangkan zat asam adalah zat yang memiliki potensial hidrogen rata – rata 7 sehingga memiliki tingkat keasaman yang tinggi.Zat asam yang terrdapat pada larutan gilson adalah asam nitric dan asam asetat glasial.Kedua larutan tersebut memiliki zat asam yang tinggi terutama saat dicampurkan oleh merkuri klorida sehingga dapat menghancurkan ovarium ikan (Snyder, 1983).

Menurut (Murniyati,2005). Pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat – sifat alamiah ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh dibawah titik beku ikan. Tujuan pembekuan ikan adalah menerapkan metode unggul guna mempertahankan sifat – sifat mutu pada ikan dengan teknik penarikan panas secara efefktif dari ikan agar suhu ikan turun sampai pada suatu tingkat suhu rendah yang stabil, dalam arti ikan itu hanya mengalami proses perubahan yang minimum selama proses penbekuan, penyimpanan beku dan distribusi, sehingga dapat dinikmati oleh konsumen akan nilai dan faktor mutunya dalam keadaan segar atau keadaan seperti yang dimiliki produk itu sebelum dibekukan.



Daftar Pustaka
Anderson, O. R. dan S. J. Gutreuter. 1983. Length, weight and associated structural indexes. Dalam L. A. Nielsen dan D. L. Johnson (ed.), Fisheries techniques, American Fish. Soc., Maryland.
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Murniyati & Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan ikan, Kanisius. Yogyakarta.
Snyder, D. E. 1983. Fish eggs and larvae. Dalam L.A. Nielsen dan D. L., Johnson (ed.), Fisheries techniques,. American Fish. Soc., Maryland.
Syaihailatua, A. dan Pradina. 1996. Prinsip dan Kegunaan Pengawetan dalam Koleksi Ikan. Berita Fakultas Perikanan Unsrat IV(2):27-31. Universitas Sam Ratulangi. Manado
Thomas, R. 1989. A method to determine fecundity from frozen ovaries. Meeresforsch .New york

Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama