Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Ahmed Mohamed, pergi ke sekolahnya di MacArthur High School, Irving, Texas, remaja Muslim ini begitu bersemangat. Bermimpi menjadi seorang teknisi, pagi itu Ahmed ingin menunjukkan jam digital yang dia rakit dari kotak pensil kepada gurunya.
Namun, bukan pujian yang diterima remaja Muslim berusia 14 tahun ini, melainkan borgol yang mengikat tangannya setelah petugas sekolah menelepon polisi karena mengira Ahmed membawa bom ke sekolah.
"Saya merakit sebuah jam agar guru saya terkesan. Tapi ketika saya menunjukkan padanya, dia pikir itu ancaman baginya," kata Ahmed dalam konferensi pers di halaman rumahnya pada Rabu (16/9), dilansir dari CNN.
"Saya sangat sedih karena dia salah mengira," kata Ahmed melanjutkan.
Ahmed membuka konferensi pers tersebut dengan mengucapkan salam sembari memperkenalkan diri sebagai "seorang yang mendapat masalah karena merakit jam," menurut laporan The New York Times.
Pada kesempatan itu, Ahmed mengenakan kaos bertuliskan NASA, kaos yang dia kenakan ketika ditangkap pihak kepolisian. Foto Ahmed, remaja kurus berkacamata dengan kaos NASA, yang tampak kesal dan bingung karena diborgol, sempat menjadi viral di media sosial.
"Mereka menangkap saya dan menuduh saya merakit bom palsu," kata Ahmed.
Ahmed bercita-cita melanjutkan sekolah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekolah teknik ternama di AS. Atas insiden ini, Ahmed diliburkan oleh pihak sekolah untuk sementara waktu. Tapi Ahmed menyatakan bahwa dia ingin pindah sekolah.
Kisah Ahmed pun menuai reaksi dari para netizen dengan tagar #IStandWithAhmed. Presiden AS, Barak Obama juga memuji jam rakitan Ahmed.
"Jam yang bagus Ahmed. Apakah kamu ingin membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi pemuda untuk lebih menyukai sains. Inilah yang membuat Amerika negara hebat," cuit Obama dalam akun Twitter resmi miliknya, @POTUS.
Namun, bukan pujian yang diterima remaja Muslim berusia 14 tahun ini, melainkan borgol yang mengikat tangannya setelah petugas sekolah menelepon polisi karena mengira Ahmed membawa bom ke sekolah.
"Saya merakit sebuah jam agar guru saya terkesan. Tapi ketika saya menunjukkan padanya, dia pikir itu ancaman baginya," kata Ahmed dalam konferensi pers di halaman rumahnya pada Rabu (16/9), dilansir dari CNN.
"Saya sangat sedih karena dia salah mengira," kata Ahmed melanjutkan.
Ahmed membuka konferensi pers tersebut dengan mengucapkan salam sembari memperkenalkan diri sebagai "seorang yang mendapat masalah karena merakit jam," menurut laporan The New York Times.
Pada kesempatan itu, Ahmed mengenakan kaos bertuliskan NASA, kaos yang dia kenakan ketika ditangkap pihak kepolisian. Foto Ahmed, remaja kurus berkacamata dengan kaos NASA, yang tampak kesal dan bingung karena diborgol, sempat menjadi viral di media sosial.
"Mereka menangkap saya dan menuduh saya merakit bom palsu," kata Ahmed.
Ahmed bercita-cita melanjutkan sekolah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekolah teknik ternama di AS. Atas insiden ini, Ahmed diliburkan oleh pihak sekolah untuk sementara waktu. Tapi Ahmed menyatakan bahwa dia ingin pindah sekolah.
Kisah Ahmed pun menuai reaksi dari para netizen dengan tagar #IStandWithAhmed. Presiden AS, Barak Obama juga memuji jam rakitan Ahmed.
"Jam yang bagus Ahmed. Apakah kamu ingin membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi pemuda untuk lebih menyukai sains. Inilah yang membuat Amerika negara hebat," cuit Obama dalam akun Twitter resmi miliknya, @POTUS.
Tak hanya Obama, kisah Ahmed pun menjadi perbincangan di kalangan bos teknologi. “Ahmed, kalau kamu mau datang ke Facebook, saya akan sangat senang menemui mu. Teruslah berkarya,” tulis akun resmi Mark Zuckerberg, pendiri Facebook.
The New York Times melaporkan bahwa staf Gedung Putih kemudian mengundang Ahmed ke Gedung Putih untuk menghadiri Malam Astronomi pada 19 Oktober mendatang, sebuah acara yang akan dihadiri oleh para ilmuwan terkenal, teknisi, astronot, guru dan para siswa yang tertarik dengan dunia sains.
Dalam konferensi pers, Ahmed menyatakan bahwa dia telah menerima undangan Obama ke Gedung Putih dan akan menghadirinya.
"Saya sangat terharu. Saya ingin menggunakan sorotan ini untuk membantu setiap anak di seluruh dunia yang mengalami hal yang serupa," kata Ahmed, menanggapi sorotan publik terhadap insiden ini.
Peraturan di Texas menetapkan bahwa warga yang melanggar hukum terkait perakitan bom palsu adalah mereka "yang memproduksi, menjual, membeli, mengangkut atau memiliki bom tipuan dengan maksud menimbulkan kepanikan.
The New York Times melaporkan bahwa staf Gedung Putih kemudian mengundang Ahmed ke Gedung Putih untuk menghadiri Malam Astronomi pada 19 Oktober mendatang, sebuah acara yang akan dihadiri oleh para ilmuwan terkenal, teknisi, astronot, guru dan para siswa yang tertarik dengan dunia sains.
Dalam konferensi pers, Ahmed menyatakan bahwa dia telah menerima undangan Obama ke Gedung Putih dan akan menghadirinya.
"Saya sangat terharu. Saya ingin menggunakan sorotan ini untuk membantu setiap anak di seluruh dunia yang mengalami hal yang serupa," kata Ahmed, menanggapi sorotan publik terhadap insiden ini.
Peraturan di Texas menetapkan bahwa warga yang melanggar hukum terkait perakitan bom palsu adalah mereka "yang memproduksi, menjual, membeli, mengangkut atau memiliki bom tipuan dengan maksud menimbulkan kepanikan.
Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan Mohamed, yang berimigrasi dari Sudan dan telah dua kali mencalonkan diri sebagai kepala daerah, menyatakan bahwa dia murka ketika pihak sekolah tidak menghubungi untuk memberitahukan situasi ini.
Mohamed mengaku mengetahui insiden ini ketika menerima telepon dari polisi yang menyatakan anaknya diduga membawa bom rakitan.
"Saya minta agar dapat berbicara dengannya, tetapi polisi tidak mengijinkan saya karena mereka sedang menginterogasinya," kata Mohamed.
Kepala Polisi Larry Boyd menyatakan Ahmed seharusnya mendeskripsikan jam digital buatannya kepada petugas. Meski demikian, Boyd menetapkan bahwa remaja tersebut tidak berniat untuk membahayakan siapapun.
Jam buatannya Ahmed, yang disebut Boyd "hasil percobaan buatan sendiri" tidak berbahaya, tetapi masih disita pihak kepolisian.
Meski demikian, Ahmed mengaku lega bahwa tidak ada tuduhan yang ditetapkan kepadanya, meskipun polisi tidak meminta maaf karena telah menangkapnya.
Ahmed juga sempat menyebutkan bahwa dia diinterogasi polisi tanpa didampingi pengacara.
Mohamed mengaku mengetahui insiden ini ketika menerima telepon dari polisi yang menyatakan anaknya diduga membawa bom rakitan.
"Saya minta agar dapat berbicara dengannya, tetapi polisi tidak mengijinkan saya karena mereka sedang menginterogasinya," kata Mohamed.
Kepala Polisi Larry Boyd menyatakan Ahmed seharusnya mendeskripsikan jam digital buatannya kepada petugas. Meski demikian, Boyd menetapkan bahwa remaja tersebut tidak berniat untuk membahayakan siapapun.
Jam buatannya Ahmed, yang disebut Boyd "hasil percobaan buatan sendiri" tidak berbahaya, tetapi masih disita pihak kepolisian.
Meski demikian, Ahmed mengaku lega bahwa tidak ada tuduhan yang ditetapkan kepadanya, meskipun polisi tidak meminta maaf karena telah menangkapnya.
Ahmed juga sempat menyebutkan bahwa dia diinterogasi polisi tanpa didampingi pengacara.
Source :